DINASTI UMAYYAH : Keberhasilan yang dicapai pada zaman Dinas Umayyah

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, zat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya. Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Dengan makalah Sejarah Kebudayaan Islam yang berjudul “KEBERHASILAN-KEBERHASILAN YANG DICAPAI PADA MASA BANI UMAYAH DI DAMASKUS” ini diharapkan kami sebagai peserta didik mampu mendiskripsikan pengetahuan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintergasikan pendekatan bahan ajaran yang memadai.Untuk itulah makalah Sejarah kebudayaan islam ini hadir guna memenuhi tuntunan tersebut.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak kepada kami menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Subhana Wa Ta’ala, dan kami minta maaf apabila dalam membuat makalah dan penyusunan makalah ini ada kesalahan. Masukan kritik dan saran yang membangun tetap saya harapkan dari semua pihak agar makalah ini senantiasa semakin baik.Amin.



Tangerang, 2 Agustus 2017



Penyusun







 I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ I
Daftar Isi....................................................................................... II
BAB I
Latar Belakang................................................................................ 1
Rumusan Masalah............................................................................. 1
Tujuan.......................................................................................... 1
BAB II
Prestasi yang dicapai pada zaman dinasti Bani Umayyah............................... 2
Karakteristik pendidikan pada zaman dinasti bani Umayah............................ 4
Tempat-tempat pendidikan pada zaman dinasti Bani Umayah........................ 5
BAB III
Kesimpulan..................................................................................... 7








II
BAB I

A. Latar Belakang
Peradaban mengimplikasikan adanya tatanan sosial, tata nilai ideal. Peradaban yang prosesnya merupakan sejarah adalah suatu cerita pembentukan yang menuju ke arah suatu taraf “beradab” yang diberlakukan dan berlaku. Puncak peradaban adalah wujud Kumasi dari bentuk aplikasi terhadap nilai-nilai yang mapan dan jelas.
Masa peradaban islam dimulai sejak Rasulullah SAW., hingga bani umayyah sebagai transisi bentuk pemerintahan islam, dari semula yang berbentuk demokratis menuju pola pemerintahan kerajaan yang monarkis.

B. Rumusan Masalah
1.    Apa saja prestasi yang telah dicapai pada masa dinasti Bani Umayyah?
2.    Bagaimana karakteristik pendidikan pada masa Bani Umayyah?
3.    Apa saja tempat-tempat pendidikan pada masa Bani Umayah?

C. Tujuan
1.    Mengetahui apa saja prestasi pada masa dinasti Bani umayyah
2.    Mengetahui karakteristik pendidikan pada masa Bani Umayyah
3.    Mengetahui tempat-tempat pendidikan pada masa Bani Umayyah










 BAB II

KEBERHASILAN KEBERHASILAN YANG DICAPAI PADA MASA BANIUMAYAH DI DAMASKUS

Hasil gambar untuk bani umayyah 

  A. Prestasi yang di capai pada zaman Dinasti Umayyah
1.     Kemajuan dalam bidang ilmu hadist 
Setelah rasulullah wafat para sahabat masih memelihara dan menjaga ke aslian hadist, apalagi pada masa tabi’in perkembangan periwayatan hadist makin  pesat dengan berkembangnya gerakan rihlah ilmiyah. Dalam perkembangan selanjutnya kritik hadist dan upaya pencarian ke aslian hadist di rasa tidaklah cukup. Karena itu, pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz (99-102 H) .dilakukan upaya pembukuan hadist-hadist yang tersebar di berbagai tempat dan dibanyak tabi’in.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut khalifah memberikan kepercayaan kepada Ibn hazm untuk mengumpulkan dan membukukan hadist untuk disebarkan kepada masyarakat islam. Di samping itu pula Khalifah Umar juga memerintahkan  Ibn Syihab Az-Zuhri dan ulama lainnya untuk mengumpulkan dan membukukan hadist yang ada pada mereka serta mengirimkannya kepada  khalifah.
Usaha pembukuan hadist terus berlanjut, sampai pada abad ke-3 H dan ke-4 H usaha pembukuan hadist mengalami masa kejayaan.Karena pada umumnya buku- buku tersebut  menjadi bahan rujukan hadist bagi yang ingin mengetahui dan belajar ilmu hadist. Para ulama hadist yang terkenal beserta karya-karyanya adalah, Imam Bukhari karyanya adalah Shahih Bukhari, Imam Muslim karyanya adalah Shahih Muslim, Imam Nasa’i karyanya adalah Sunan An-Nasa’i, Imam Abu Dawud karyanya adalah Sunan Abi Dawud, Imam Turmudzi karyanya adalah Sunan Turmudzi, Imam Ibnu Majah karyanya adalah Sunan IbnuMajah.
2.     Keberhasilan Yang Dicapai
             Dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu material dan immaterial.
          a). Bidang Material :
1. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
2. Mu’awiyah merupakan khalifah yang mula-mula menyuruh agar dibuatkan ”anjung” dalam masjid tempat sembahyang. Ia sangat khawatir akan keselamatan dirinya,    karena khalifah Umar dan Ali, terbunuh ketika sedang melaksanakan shalat.

3. Lambang kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
4. Mu’awiyah sudah merancang pola pengiriman surat (post), kemudian dimatangkan   lagi pada masa Malik bin Marwan. Proyek al-Barid (pos) ini, semakin ditata dengan baik, sehingga menjadi alat pengiriman yang baik pada waktu itu.
5. Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691 H, Khalifah Abd Al-MaliK membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
6. Pembuatan mata uang di zaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam.
7. Pembuatan panti asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang yang invalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
8. Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Ustman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya di masa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah.
9. Khalifah Abd Al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam yang tadinya berbahasa Yunani dan Pahlawi sehingga sampai berdampak pada orang-orang  non  Arab  menjadi  pandai  berbahasa Arab dan untuk menyempurnakan pengetahuan tata bahasa Arab orang-orang non Arab, disusun buku tata bahasa Arab oleh Sibawaih dalam Al-Kitab.
10. Merubah mata  uang  yang  dipakai  di  daerah-daerah    yang  dikuasai  Islam. Sebelumnya mata  uang  Bizantium  dan  Persia  seperti  dinar  dan  dirham. Penggantinya uang dirham terbuat dari emas dan dirham dari perak dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
11. Perluasaan wilayah kekuasaan dari Afrika menuju wilayah Barat daya, benua Eropa, bahkan perluasaan ini juga sampai ke Andalusia (Spanyol) di bawah kepemimpinan panglima Thariq bin Ziad, yang berhasil menaklukkan Kordova, Granada, dan Toledo.
12. Dibangun masjid-masjid dan istana. Katedral St. Jhon di Damaskus dirubah menjadi masjid, sedang Katedral yang ada di Hims dipakai sebagai masjid. Di  al- Quds  (Jerussalem) Abdul Malik membangun masjid  al-Aqsha. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini adalah Qubah al-Sakhr di al-Quds. Di masjid al-Aqsha yang menurut  riwayatnya  tempat Nabi  Ibrahim hendak menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi’raj ke langit, masjid Cordova di Spanyol dibangun, masjid  Mekah  dan Madinah  diperbaiki  dan diperbesar oleh Abdul Malik dan Walid.
           b). Bidang Immaterial
1. Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan nama-nama besar seperti Hasan al-Basri, Ibn Shihab al-Zuhri dan  Washil bin Atha. Bidang yang menjadi perhatian adalah tafsir, hadits,  dan fikih.
2. Penyair-penyair Arab baru bermunculan setelah perhatian mereka terhadap syair Arab Jahiliyah dibangkitkan. Mereka itu adalah Umar Ibn Abi Rabiah (w. 719 m.), Jamil al-Udhri (w. 701 M.),  Qays Ibn al-Mulawwah (w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan nama Laila Majnun, al-Farazdaq (w 732M.), Jarir (w. 792 M) dan al-Akhtal (w. 710 M.).
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni
Waktu dinasti ini telah mulai dirintis jalan ilmu naqli, berupa filsafat dan eksakta. Dan ilmu pengetahun berkembang dalam tiga bidang, yaitu bidang diniyah, tarikh, dan filsafat. Kota-kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan selama pemerintahan dinasti Umayyah, antara lain kota Kairawan, Kordoba, Granda dan lain sebagainya. Sehingga secara perlahan ilmu pengetahuan terbagi menjadi dua macam, yaitu : pertama, Al-Adaabul Hadits (ilmu-ilmu baru), yang meliputi : Al-ulumul Islamiyah (ilmu al-Qur’an, Hadist, Fiqh, al-Ulumul Lisaniyah, At-Tarikh dan al-Jughrafi), Al-Ulumul khiliyah (ilmu yang diperlukan untuk kemajuan Islam), yang meliputi : ilmu thib, filsafat, ilmu pasti, dan ilmu eksakta lainnya yang disalin dari Persia dan Romawi. Kedua : Al-Adaabul Qadamah (ilmu lama), yaitu ilmu yang telah ada pada zaman Jahiliyah dan ilmu di zaman khalifah yang empat, seperti ilmu lughah, syair, khitabah dan amtsal.
4. Gerakan Penerjemahan dan Arabisasi
Gerakan penerjemahan ke dalam bahasa Arab (Arabisasi buku), juga dilakukan, terutama pada masa khalifah Marwan. Pada saat itu, ia memerintahkan penerjemahan sebuah buku kedokteran karya Aaron, seorang dokter dari iskandariyah, ke dalam bahasa Siriani, kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Arab. Demikian pula, Khalifah memerintahkan menerjemahkan buku dongeng dalam bahasa sansakerta yang dikenal dengan Kalilah wa Dimnah, karya Bidpai.Buku ini diterjemahkan oleh Abdullah ibnu Al-Muqaffa. Ia juga telah banyak menerjemahkan banyak buku lain, seperti filsafat dan logika, termasuk karya Aristoteles : Categoris, Hermeneutica, Analityca Posterior serta karya Porphyrius : Isagoge.

B. Karakteristik pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah
Ada beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bersifat Arab
Pendidikan pada masa Dinasti Umayyah adalah bersifat Arab dan Islam tulen, artinya yang terlibat dalam dunia pendidikan masih didominasi oleh orang-orang Arab, karena pada saat itu elemen-elemen Islam yang baru belum begitu tercampur. Hal ini disebabkan karena pada saat itu unsur-unsur Arab yang memberi arah pemerintahan secara politik agama dan budaya.

b. Berusaha Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru Muncul
Sangat wajar kalau pendidikan Islam pada periode awal berusaha untuk menyiarkan Islam dan ajaran-ajarannya, itulah sebabnya pada periode ini banyak dilakukan penaklukan-penaklukan wilayah dalam rangka menyiarkan dan menguatkan prinsip-prinsip agama. Dalam pandangan mereka Islam adalah agama dan negara, sehingga para khalifah mengutus para ulama dan tentara keseluruh negeri untuk menyiarkan agama dan ajaran-ajarannya. 

c. Perioritas Pada Ilmu-Ilmu Naqliyah Dan Bahasa
Pada periode ini, pendidikan Islam memberi prioritas pada ilmu-ilmu naqliyah dan bahasa. Kecenderungan naqliyah dan bahasa dalam aspek budaya pendidikan Islam ini sejalan dengan ciri pertama bahwa pendidikan pada masa ini bercorak Arab dan Islam tulen yang terutama bertujuan untuk mengukuhkan dasar-dasar agama 

d. Menunjukkan Perhatian Pada Bahan Tertulis Sebagai Media Komunikasi
Datangnya Islam merupakan faktor penting bagi munculnya kepentingan penulisan.Pada mulanya penulisan dirasa penting ketika Nabi Muhammad hendak menulis wahyu dan ayat-ayat yang diturunkan.Atas dasar itulah beliau mengangkat orang-orang yang bisa menulis untuk memegang jabatan ini. Pada masa Umayyah tugas penulisan semakin banyak dan terbagi pada lima bidang yaitu, penulis surat, penulis harta, penulis tentara, penulis polisi dan penulis hakim.

e. Membuka Pengajaran Bahasa-Bahasa Asing
Keperluan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing dirasa sangat perlu semenjak kemunculan Islam yang pertama kali walaupun hanya dalam ruang lingkup yang terbatas.Keperluan ini semakin dirasa penting ketika Islam dipegang oleh dinasti Umayyah, dimana wilayah Islam sudah semakin meluas sampai ke Afrika utara dan Cina serta negeri-negeri lainnya yang bahasa mereka bukanlah bahasa Arab.Dengan demikian pengajaran bahasa asing menjadi suatu keharusan bagi pendidikan Islam masa itu bahkan sejak kemunculan Islam pertama kali

f. Menggunakan Surau (Kuttab) dan Masjid
Diantara jasa besar dinasti umayyah dalam perkembangan ilmu
pengetahuan adalah menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas ilmiah. Pada masa ini pula pendirian masjid banyak dilakukan terutama didaerah-daerah yang baru ditaklukkan, pada masa ini pula didirikan masjid zaitunah di Tunisia yang dianggap sebagai universitas tertua didunia yang masih hidup sampai sekarang yang didirikan oleh Uqbah bin Nafi’ yang menaklukkan Afrika utara pada tahun 50 H. Dari sini dapat dilihat bahwa fungsi pendidikan dari masjid itu betul-betul merupakan tumpuan utama penguasa kerajaan Umayyah pada saat itu.

C. Tempat-tempat pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah
Pola pendidikan Islam pada periode Dinasti Umayyah telah berkembang bila dibandingkan pada masa Khulafa Ar-Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah di masjid-masjid dan berkembangnya Khuttab serta Majelis Sastra.  Diantara tempat-tempat pendidikan pada periode Dinasti Umayyah adalah:

a.  Khuttab
Khuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis, membaca, dan menghafal Al-Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam. Adapun cara yang dilakukan oleh pendidik disamping mengajarkan Al-Quran mereka juga belajar menulis dan tata bahasa serta tulisan. Al-Quran dipakai sebagai bahasa bacaan untuk belajar membaca, kemudian dipilih ayat-ayat yang akan ditulis untuk dipelajari
Disamping belajar menulis dan membaca murid-murid juga mempelajari tata bahasa Arab, cerita-cerita Nabi, hadist dan pokok agama.

b.  Masjid
Pada Dinasti Umayyah, Masjid merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi setelah khuttab.  Pelajaran yang diajarkan meliputi Al-Quran, Tafsir, Hadist dan Fiqh.  Juga diajarkan kesusasteraan, sajak, gramatika bahasa, ilmu hitung dan ilmu perbintangan. Diantara jasa besar pada periode Dinasti Umayyah dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah menjadikan Masjid sebagai pusat aktifitas ilmiah. Pada periode ini juga didirikan Masjid di seluruh pelosok daerah Islam. Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Makkah selalu menjadi tumpuan penuntut ilmu diseluruh dunia Islam dan tampak juga pada pemerintahan Walid ibn Abdul Malik 707-714 M didirikan Masjid Zaitunnah di Tunisia yang dianggap Universitas tertua sampai sekarang.

c.  Majelis Sastra

d. Pendidikan Istana
Yaitu pendidikan yang diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah dan para pejabat pemerintahan.Kurikulum pada pendidikan istana diarahkan untuk memperoleh kecakapan memegang kendali pemerintahan atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan kebutuhan pemerintah, maka kurikulumnya diatur oleh guru dan orang tua murid

e. Pendidikan Badiah
yaitu tempat belajar bahasa Arab yang fasih dan murni. Hal ini terjadi ketika khalifah Abdul Malik ibn Marwan memprogramkan Arabisasi maka muncul istilah Badiah, yaitu dusun Badui di Padang Sahara mereka masih fasih dan murni sesuai dengan kaidah bahasa Arab tersebut. Sehingga banyak khalifah yang mengirimkan anaknya ke Badiah untuk belajar bahasa Arab bahkan ulama juga pergi ke sana di antaranya adalah Al Khalil ibn Ahmad


BAB III
Kesimpulan
Ø  Prestasi yang dicapai pada masa dinasti Bani Umayyah :
·         Adanya kemajuan dalam bidang ilmu hadis
·         Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah 
·         Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni
·         Gerakan penerjemahan dan arabisasi

Ø  Karakteristik pendidikan pada zaman Dinasti Umayyah
·      Bersifat Arab
·      Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru Muncul
·      Perioritas Pada Ilmu-Ilmu Naqliyah Dan Bahasa
·      Menunjukkan Perhatian Pada Bahan Tertulis Sebagai Media Komunikasi
·      Membuka Pengajaran Bahasa-Bahasa Asing
·      Menggunakan Surau (Kuttab) dan Masjid

Ø  Tempat-tempat pendidikan pada masa dinasti bani Umayyah
·         Khuttab
·         Masjid
·         Majelis Sastra
·         Pendidikan Istana
·         Pendidikan badiah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN: Proposal Lomba Paskibra

MENELADANI KISAH FATIMATUZ ZAHRA DAN UWAIS AL-QARNI